Warga Demo Limbah Sorini
Radar Bromo, 25 Agustus 2009

PASURUAN - Merasa tak pernah ditanggapi pihak PT Sorini Agro Asia, sekitar 450 warga dusun Payaman, Desa Ngerong Kecamatan Gempol, kemarin melakukan aksi unjuk rasa. Mereka melakukan aksi terkait limbah pabrik tersebut.

Sejak pagi hari warga yang di dalamnya juga terdapat ibu-ibu dan anak-anak beraksi di depan pabrik tersebut. Mereka mengusung beragam poster protes. Salah satunya bertuliskan: Limbahmu garai watuk, flu, pilek.

Untuk mengamankan aksi ini, petugas kepolisian Gempol dibantu petugas dari Pandaan dan Beji. Sementara pengunjuk rasa beraksi dengan berbagai cara. Di atas truk, ada dua badut micky mouse dengan membentangkan poster karton sambil membawa sebotol sampel air limbah. Posternya tertulis: Tolak Polusi Udara yang menyegat. Maksudnya menyengat.

Para warga meminta agar bisa bertemu langsung pimpinan perusahaan. Namun, keinginan itu tak terpenuhi. Yang boleh hanya perwakilan. "Kami nggak mau perwakilan. Kami khawatir nanti wakil kami kena suap, terus tak membantu kami. Betul kawan-kawan?!" tegas Agus, salah satu warga dengan pengeras suara.

"Silakan Pak Sani, Zainal atau pimpinan Sorini lainnya menemui kami di sini. Kami tunggu," tantangnya.

Masalah di PT Sorini ini sebenarnya sudah berlangsung lama. Warga Payaman resah karena pemukiman dan tempat ibadahnya dipenuhi debu limbah dari produksi batu bara PT Sorini. "Kami bolak balik menyampaikan hal ini. Tapi, tidak pernah ditanggapi manajemen PT Sorini dengan serius. Makanya kami harus melakukan aksi ini," terang Imam Ghozali, warga lainnya.

Ada beberapa tuntutan dari warga saat itu. Pertama, meminta PT Sorini Agro Asia menghentikan segala aktivitas produksi yang mengakibatkan pencemaran lingkungan pada dusun Payaman. Kedua, meminta PT Sorini Agro Asia menghentikan segala aktivitas produksi yang mengakibatkan suara bising yang berdampak kurang nyamannya masa istirahat warga.

"Apalagi bulan puasa seperti ini, Pak. Tolong...tolong pada manajemen PT Sorini Agro Asia, agar bisa menghormati ibadah kami. Jangan ada suara bising dan polusi air serta udara pada wilayah kami," teriak Prapto, warga lainnya.

Selain meminta penghentian aktivitas produksi, warga juga meminta kompensasi. Kompensasi pertama berupa sumur bor atau air bersih. Kedua, pembangunan jalan paving sepanjang 2 km. Dan ketiga pembangunan irigasi.

Sekitar pukul 10.30 WIB, ada perwakilan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pemkab Pasuruan datang ke lokasi pabrik. Mereka pun berunding agar bisa melakukan negosiasi dengan pihak pabrik. Warga kemudian sepakat untuk mewakilkan 16 warganya bernegosiasi dengan pimpinan perusahaan.

Suryono Pane yang ikut mewakili warga dalam pertemuan itu menyatakan pihak perusahaan diwakili humasnya. Setengah jam berunding, ada beberapa keputusan yang disepakati antara warga dengan manajemen pabrik. "Karena biasanya pabrik ini senangnya mbulet, kami minta dibuatkan berita acaranya," terang Suryono usai pertemuan kemarin.

Hasil dari pertemuan tersebut, pihak perusahaan siap memindahkan sisa batu bara itu ke tempat yang agak jauh dari pemukiman warga. "BLH juga akan memantau proyek tersebut," terangnya.

Soal kompensasi yang diminta warga? Suryono menegaskan semua permintaan warga dipenuhi. Hanya, pihak pabrik akan melakukan secara bertahap. "Yang pertama sumur bor dulu dikerjakan. Baru setelah itu paving dan saluran irigasi," tegasnya. (day/yud)

Read More......